Kabar Terbaru Kedatangan Vaksin Gelombang Kedua dari Sinovac
Indonesia kembali menerima kedatangan CoronaVac, vaksin corona asal perusahaan China, Sinovac. Sebanyak 1,8 juta dosis vaksin Sinovac siap pakai sudah tiba di bandara Soekarno-Hatta, Kamis (31/12).
Vaksin Sinovac tiba di Tanah Air diangkut menggunakan pesawat Garuda. Pesawat yang mengangkut vaksin tiba pukul 11.57 WIB. Cuaca hujan tak menghalangi pendaratan pesawat yang membawa vaksin Sinovac ini.
Vaksin ini merupakan vaksin jadi (siap pakai) yang akan langsung dikirim ke BUMN Farmasi di Bandung, Bio Farma, untuk selanjutnya disimpan.
Pada 6 Desember lalu, Indonesia telah menerima 1,2 juta dosis vaksin Sinovac. Jika ditambah pengiriman hari ini, total, Indonesia sudah menerima 3 juta dosis vaksin Sinovac.
Menlu dan Menkes Pantau Langsung Kedatangan Vaksin Sinovac di Soetta
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin turut hadir langsung memantau kedatangan vaksin tersebut. Keduanya terlihat menyaksikan proses penurunan vaksin dari pesawat meski hujan mengguyur.
Retno Marsudi menyebut bahwa dengan kedatangan gelombang vaksin ini, maka total sudah ada 3 juta dosis vaksin Sinovac yang sudah ada di Indonesia. Gelombang pertama kedatangan ialah pada awal Desember 2020 lalu.
Vaksin ini merupakan vaksin jadi (siap pakai) yang akan langsung dikirim ke BUMN Farmasi di Bandung, Bio Farma, untuk selanjutnya disimpan.
Dalam Waktu Dekat 15 Juta Dosis Vaksin Sinovac dalam Bentuk Bulk Tiba
Retno Marsudi mengatakan, dalam waktu dekat Indonesia akan kembali mendatangkan 15 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk bulk.
"Dalam waktu dekat diharapkan 15 juta dosis bulk vaksin dari Sinovac yang kemudian akan dimanifaktur oleh Bio Farma akan juga tiba di Indonesia," kata Retno dalam konpers di Jakarta, Kamis (31/12).
Bulk sendiri artinya Indonesia akan mendapatkan vaksin dalam bentuk bahan baku yang akan diolah oleh Bio Farma menjadi vaksin siap pakai.
Terkait dengan kedatangan vaksin Sinovac 1,8 juta dosis hari ini, akan langsung dikirimkan ke Bio Farma Bandung untuk penyimpanan sesuai dengan protokol standar WHO.
Namun, vaksin ini belum bisa didistribusikan dan disuntikkan ke kelompok prioritas. Sebab, BPOM RI belum menerbitkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA).
Butuh 12 Bulan Lebih untuk Vaksinasi Corona, Tetap 3M, Pakai Masker
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memantau langsung proses kedatangan 1,8 juta dosis vaksin corona Sinovac di Bandara Soekarno-Hatta. Budi menegaskan, vaksinasi corona di Indonesia akan membutuhkan waktu yang tidak singkat.
"Yang saya ingin titip pesan, program vaksinasi adalah salah satu strategi utama untuk menyelesaikan masalah pandemi ini. Dibutuhkan waktu lebih dari 12 bulan untuk kita menyelesaikan program vaksinasi ini," ujar Budi di Bandara Soetta, Kamis (31/12).
Oleh karena itu, Budi meminta rakyat Indonesia tidak lengah meskipun program vaksinasi telah dilakukan. Sebab, untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity, program vaksinasi ke seluruh wilayah tetap membutuhkan waktu.
"Untuk itu teman-teman, jangan lupa untuk selalu mentaati protokol kesehatan. Dengan berjalannya program vaksinasi ini, kita justru harus tetap menjalankan protokol kesehatan, mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak," kata Budi.
Menkes Targetkan Vaksin Bisa Didistribusikan ke 34 Provinsi Pada Januari 2021
Menkes Budi Gunadi Sadikin menargetkan vaksin siap pakai ini sudah bisa didistribusikan ke-34 provinsi sebelum warga kembali masuk bekerja di bulan Januari 2021.
"Insyaallah, dengan doa seluruh rakyat Indonesia, kami harap, sebelum rakyat Indonesia kembali masuk bekerja di bulan Januari, insyaallah vaksin ini sudah bisa kita distribusikan ke 34 provinsi di Indonesia untuk bisa kita mulai program vaksinasinya bagi para tenaga kesehatan kita," ujar Menkes Budi di Bandara Soetta yang disiarkan melalui streaming YouTube, Kamis (31/12).
"Yang saya ingin titip pesan, program vaksinasi adalah salah satu strategi utama untuk menyelesaikan masalah pandemi ini dibutuhkan waktu lebih dari 12 bulan untuk kita menyelesaikan program vaksinasi ini. untuk itu teman teman, jangan lupa untuk selalu mentaati protokol kesehatan," lanjut Budi.
EUA Vaksin AstraZeneca Permudah Pemberian Izin di Indonesia
Pemerintah memang menyediakan lebih dari satu merek vaksin. Salah satunya AstraZeneca dan Novavax. Bahkan, untuk AstraZeneca, pemerintah Inggris telah memberikan Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin itu.
Hal ini menjadi kabar baik bagi Indonesia. Dengan adanya EUA untuk AstraZeneca, BPOM lebih mudah memberikan EUA.
"Kemarin kita menerima kabar bahwa EUA untuk AstraZeneca telah diberikan oleh Vaccine Healthcare Product MHrH Inggris," kata Menlu Retno Marsudi di Bandara Soetta usai menyaksikan vaksin Sinovac tiba, Kamis (31/12).
"Ini kabar baik untuk kita semua, MHRA salah satu dari 6 regulatory authorities yang memiliki mekanisme relliance dengan BPOM, melalui mekanisme ini proses penerbitan EUA atas vaksin AstraZeneca di Indonesia akan lebih mudah," tambahnya.
RI Segera Kirim Dokumen Tambahan Terkait Vaksin Corona ke COVAX
Pemerintah Republik Indonesia segera mengirim sejumlah dokumen tambahan kepada COVAX terkait permintaan vaksin. Sebelumnya formulir permintaan vaksin melalui COVAX sudah pernah dikirim pemerintah RI pada November dan Desember 2020.
Indonesia disebut mendapatkan vaksin corona gratis melalui skema COVAX. COVAX merupakan kerja sama pengembangan vaksin antara WHO dan Aliansi Vaksin Dunia (GAVI).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut bahwa pemerintah berupaya mengamankan vaksin COVID-19 dengan track multilateral melalui skema COVAX. Menurut Retno, pemerintah sudah mengirimkan dua dokumen aplikasi, yaitu Vaccine Request dan Technical Assistant Form kepada COVAX.
Dokumen tambahan guna mengamankan vaksin melalui skema COVAX pun segera dikirim.
"Melalui diplomasi, kita akan terus mengawal submisi dokumen lainnya, yaitu Vaccine Request Form Part B mengenai indemnifikasi, yang menurut rencana akan kita serahkan pada 8 Januari 2021," kata Retno di Bandara Soekarno-Hatta usai memantau kedatangan vaksin Sinovac, Kamis (31/12).
"Dan juga Cold Chain Equipment atau CCE Support Request terkait kapasitas teknis penyediaan sistem pendingin vaksin pada kuartal I tahun 2021," imbuh dia.
Menurut dia, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan serta pihak terkait lainnya akan terus berkoordinasi. Guna memastikan semua infrastruktur logistik vaksin di dalam negeri sesuai kebutuhan jenis vaksin yang dipesan melalui diplomasi track multilateral tersebut.
Comments
Post a Comment