Rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung Masuk Tahap Produksi di China
Proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) langsung tancap gas setelah mendapatkan persetujuan dari pemerintah terkait dengan pembiayaan dari APBN melalui penyertaan modal negara (PMN).
Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, progres pembangunan proyek KCJB kini sudah mencapai lebih dari 79 persen. Bahkan menurutnya, rangkaian kereta cepat tersebut sudah masuk tahap produksi di China.
“Rangkaian kereta atau Electric Multiple Unit (EMU) untuk proyek tersebut saat ini sudah memasuki tahap produksi di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang di Qingdao, China, dengan sistem manajemen mutu terstandardisasi internasional ISO 9001,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (1/11).
Dwiyana mengatakan, adanya suntikan APBN kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku ketua konsorsium akan mengakselerasi pengerjaan proyek, setelah sempat tersendat akibat dampak pandemi COVID-19.
Secara rinci, struktur pembiayaan KCJB adalah 75 persen dari nilai proyek dibiayai oleh China Development Bank (CDB) dan 25 persen dibiayai dari ekuitas konsorsium. Dari 25 persen ekuitas itu, 60 persennya berasal dari konsorsium Indonesia karena menjadi pemegang saham mayoritas.
Sehingga pendanaan dari konsorsium Indonesia ini sekitar 15 persen dari proyek. Sedangkan sisanya sebesar 85 persen dibiayai dari ekuitas dan pinjaman pihak China, tanpa adanya jaminan dari Pemerintah Indonesia.
Kereta cepat Jakarta-Bandung masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun melalui kerja sama Indonesia dan China. Pengerjaan proyek ini menggunakan teknologi tinggi, sehingga bisa menjadi suatu lompatan yang baik bagi Indonesia.
Terlebih, kedua negara juga telah melakukan transfer knowledge sehingga para pekerja di Indonesia memiliki kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya.
Saat ini, progres kontruksi terus dipercepat, termasuk di dalamnya konstruksi 13 tunnel pada trase KCJB yang sudah tembus hingga 10 terowongan, percepatan progress subgrade dan bridge.
Berdasarkan keterangan PT KCIC, pencapaian tersebut tak lepas dari beragam metode dan teknologi canggih yang digunakan dalam pembangunan konstruksi KCJB. Salah satunya adalah penggunaan mesin bor raksasa atau Tunnel Boring Machine (TBM) untuk pengeboran Tunnel #1 panjangnya 1.885 meter yang berada di Kawasan Halim, Jakarta.
“Untuk Tunnel #1 Kami menggunakan shield tunneling dengan bantuan TBM sebagai alternatif untuk metode pengeboran di batu dan hand mining konvensional di tanah,” ujar Direktur Utama PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi dalam keterangannya, Minggu (31/10).
Comments
Post a Comment