Spanduk Larangan Aksi Solidaritas Terkait Invasi Rusia-Ukraina Beredar di Bali
Sejumlah spanduk yang menuntut larangan adanya aksi solidaritas terkait invasi Rusia ke Ukraina beredar di Bali. Spanduk larangan ini viral di media sosial.
Kasatpol PP Badung I Gusti Agung Ketut Suryanegara mengatakan, spanduk tampak mulai beredar sejak Minggu (28/3) kemarin. Ia telah melaporkan kasus ini ke polisi. Polisi bakal mencari siapa yang memasang spanduk tersebut.
"Itu sudah Minggu sore (diketahui ada spanduk larangan aksi solidaritas), malamnya langsung kami turunkan. Ini masih diselidiki sama Polsek Kuta Utara," katanya, saat dihubungi Selasa (29/3).
Pantauan kumparan, spanduk ini terpampang di dua wilayah di Bali. Pertama ada di Kota Denpasar di Lapangan Renon.
Kedua di Kabupaten Badung di lampu merah Jalan Tangkuban Perahu dan di sebuah vila di Munduk Catu. Isi spanduk tersebut ditujukan kepada Bupati Badung Nyoman Giri Prasta dan Kapolres Badung AKBP Leo Dedy Defretes l.
Salah satu isi spanduk tersebut adalah "Bupati Badung, jangan berikan ruang kepada WN Ukraina, untuk melakukan aksi damai ataupun doa bersama, karena kami tengah berjuang dalam pemulihan pariwisata Bali".
Suryanegara meminta warga di Bali tidak terprovokasi dengan spanduk tersebut. Hal ini demi ketertiban dan keamanan di Bali.
"Spanduk ini memprovokasi, intinya jangan ikut terlibat, memang sih maksudnya baik tapi tidak (ikut) campur negara lain. Kalau, tertangkap tangan kita laporkan ke polsek agar diproses, karena materinya provokatif," kata dia.
Ia mengimbau warga yang tidak setuju dengan aksi solidaritas tersebut bisa melapor ke aparat keamanan. Hal ini karena memasang spanduk memicu konflik di tengah masyarakat.
"Sebaiknya, bisa langsung lapor ke Polres atau Bupati tidak perlu provokatif begitu ada ajakan karena bisa membias makna spanduk tersebut," kata dia.
Suryanegara mengatakan, beberapa hari lalu memang ada sejumlah WN Ukraina mendatangi Kantor Imigrasi Ngurah Rai. Mereka minta izin untuk menggelar aksi damai atau solidaritas invasi Rusia ke Ukraina.
Para aparat keamanan sepakat untuk menolak permintaan WN Ukraina tersebut demi keamanan dan ketertiban di Bali.
"Tadi siang kami rapat Timpora untuk pengawasan orang asing. Bahwa sebenarnya Kamis atau Jumat lalu warga Ukraina memohon izin ke Imigrasi Ngurah Rai, bahwa mereka sudah melarang tidak boleh mengadakan doa bersama. Tadi, disampaikan juga di rapat kebetulan saya juga ikut rapat," jelasnya.
Comments
Post a Comment