Sandiaga soal Wacana Kenaikan BBM: Jika Tak Disesuaikan, Subsidi Tembus Rp 700 T
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno memberikan tanggapan terkait wacana penyesuaian harga BBM oleh pemerintah.
Sandi menuturkan, saat ini ekonomi Indonesia memasuki era turbulensi karena ada inflasi.
"Di mana sekarang ibu-ibu sudah mulai merasakan harga-harga bahan pokok mulai naik. Cabai naik, telur, dan BBM diprediksi akan disesuaikan harganya, bukan naik," kata Sandiaga saat acara silaturahmi dengan tokoh dan pengurus PPP DIY di Bantul, Selasa (30/8) malam.
Sandiaga mengatakan, pada Selasa pagi harga minyak dunia berada di angka 105 dolar Amerika per barrel. Sehingga jika harga BBM tidak disesuaikan, maka subsidi akan sangat berat.
"Jadi ini berat sekali dari segi subsidi, kami menghitung kalau ini tidak disesuaikan, subsidi kita akan menembus Rp 700 triliun," kata Sandi.
"Bayangkan kalau tambahan Rp 200 triliun itu dibagikan saja ke masyarakat. Akan jauh lebih berdampak pada ekonomi kita dari pada kita mensubsidi BBM yang dinikmati bukan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah," lanjut dia.
Menurut Sandiaga, yang paling tersiksa dengan harga BBM itu adalah masyarakat dengan penghasilan di bawah Rp 3 juta. Terutama, 20 juta masyarakat yang masuk sebagai penerima manfaat bantuan pemerintah.
Oleh sebab itu, ia mendorong perlu ada suatu kebijakan untuk mengatasi masalah ini.
"Kami mendorong satu kebijakan yang lebih berpihak pada kelas menengah ke bawah yaitu dengan memberikan bantuan sosial, bantuan langsung. Jadi bukan bantuannya subsidi kepada produk tapi subsidi kepada individu," kata Sandi.
"Ini yang lagi digodok mungkin 1-2 bulan lagi akan selesai hitungannya atau beberapa minggu ke depan. Kita tunggu nanti keputusan," pungkasnya.
Comments
Post a Comment