Eropa Usut Serangan Sabotase Pemicu Kebocoran Pipa Gas Rusia Nord Stream
Pipa gas milik Rusia Nord Stream 2 di zona ekonomi Denmark bocor pada Senin (26/9). Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen memastikan, kebocoran itu akibat tindakan disengaja.
"Kebocoran yang terdeteksi pada pipa gas Nord Stream jelas disebabkan oleh tindakan yang disengaja dan tidak mungkin merupakan akibat dari kecelakaan," kata Frederiksen dikutip dari Reuters.
Bocornya pipa gas Nord Stream itu menghapus harapan Eropa untuk menjamin pasokan gasnya dari Rusia sebelum musim dingin tiba.
Eropa kini bergerak cepat untuk mengusut serangan sabotase terhadap pipa gas milik Rusia itu.
Sejauh ini, belum diketahui siapa dalang yang ada di balik kebocoran itu. Sebagai catatan, Rusia bersama beberapa negara Eropa menghabiskan miliaran dolar untuk membangun pipa gas itu.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan, kebocoran itu akibat serangan yang ditargetkan pada infrastruktur. Ia meyakini kebocoran gas bukan karena faktor alam atau kecelakaan.
Hal senada disampaikan Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki. Menurutnya kebocoran pipa gas itu merupakan sabotase. Meski begitu, ia tidak memiliki bukti kuat jika kebocoran itu akibat sabotase.
"Kami melihat dengan jelas bahwa itu adalah tindakan sabotase, terkait dengan langkah selanjutnya dari eskalasi situasi di Ukraina," kata Morawiecki.
Sedangkan seismolog di Denmark dan Swedia mengatakan, mereka mencatat ada dua ledakan kuat pada hari Senin di sekitar lokasi kebocoran gas.
"Sinyal tidak menyerupai sinyal dari gempa bumi. Mereka menyerupai sinyal yang biasanya direkam dari ledakan," kata Survei Geologi Denmark dan Greenland (GEUS).
Seismolog di Universitas Uppsala, Swedia, yang bekerja sama dengan GEUS, mengatakan ledakan kedua lebih besar dari ledakan pertama atau setara dengan 100 kg dinamit.
"Bahwa ledakan itu terjadi di dalam air bukan di bawah dasar laut," kata dia.
Dua pipa gas itu tidak sedang memompa gas ketika kebocoran terjadi. Imbas kebocoran pipa gas terhadap lingkungan juga tampak terbatas.
Akibatnya, kapal yang melintas area kebocoran dapat kehilangan daya apung. Insiden tersebut bisa menyebabkan kebakaran di atas air dan di udara.
Meski hanya memengaruhi lingkungan secara lokal, keluarnya gas rumah kaca metana akan berdampak merusak iklim.
Comments
Post a Comment