NATO Tak Akui Aneksasi 4 Wilayah Ukraina oleh Rusia: Ilegal dan Tidak Sah
NATO mengutuk aneksasi empat wilayah Ukraina oleh Rusia dan memperingatkan tentang konsekuensi berat jika Negara Beruang Merah menggunakan senjata nuklir dalam perang melawan Kiev. NATO menyebut pencaplokan empat wilayah itu ilegal.
"Perampasan tanah ini ilegal dan tidak sah. Sekutu NATO tidak dan tidak akan mengakui wilayah ini sebagai bagian dari Rusia,” kata kepala NATO Jens Stoltenberg, Jumat (30/9), dikutip dari AFP.
Empat wilayah yang dianeksasi Rusia yakni Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia. Presiden Rusia Vladimir Putin telah secara resmi menandatangani perjanjian aneksasi untuk menggabungkan empat wilayah Ukraina itu.
Stoltenberg bersikeras bahwa NATO akan terus mendukung Ukraina dalam upaya mereka untuk membebaskan wilayah yang dikuasai Moskow.
Di sisi lain, Rusia memandang empat wilayah tersebut kini sudah menjadi bagian mereka dan siap menggunakan persenjataan penuh untuk mempertahankannya. Termasuk menggunakan senjata nuklir.
Stoltenberg mengatakan NATO mengingatkan soal konsekuensi berat jika Rusia menggunakan kekuatan nuklir.
"Kami waspada, kami berbagi informasi, dan kami telah menyampaikan dengan sangat jelas kepada Rusia bahwa akan ada konsekuensi berat jika mereka menggunakan kekuatan nuklir untuk melawan Ukraina," kata Stoltenberg.
NATO sendiri telah menolak untuk campur tangan secara militer dalam perang di Ukraina. Sebab khawatir menyebabkan perang nuklir.
Namun demikian, sekutu NATO telah mengirim senjata bernilai miliaran dolar ke Ukraina untuk membantu mempertahankan negaranya dari serangan Moskow.
Menanggapi deklarasi Putin, Ukraina mengumumkan bahwa mereka secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan NATO.
Akan tetapi, Stoltenberg belum bersikap atas langkah Ukraina, mengingat bahwa keputusan tentang keanggotaan membutuhkan "konsensus" dari seluruh sekutu NATO.
"Fokus kami sekarang adalah memberikan dukungan langsung ke Ukraina untuk membantu Ukraina mempertahankan diri melawan invasi brutal Rusia," kata dia.
Sebelumnya, keempat wilayah Ukraina itu menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia. Referendum berlangsung dari 23 hingga 27 September. Rusia menyebut pemungutan suara itu bersifat sukarela, mematuhi hukum internasional, dan partisipasi pemilihnya tinggi.
Sebanyak 93,11 persen pemilik suara di Zaporizhzhia memilih untuk bergabung dengan Rusia. Begitu pula bagi lebih dari 87,05 persen penduduk yang berpartisipasi di Kherson, serta 98,42 persen pemilih di Luhansk. Donetsk bahkan mendapati 99,23 persen dukungan suara.
Comments
Post a Comment