Putin Segera Umumkan 4 Wilayah di Ukraina Hasil Referendum Resmi Gabung Rusia
Rusia telah mengadakan referendum pemungutan suara parsial di empat wilayah Ukraina. Namun Ukraina dan Barat menentang referendum itu karena dianggap ilegal.
Empat wilayah yang menggelar referendum itu yakni Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson. Hasilnya empat wilayah itu disebut sepakat bergabung dengan Rusia.
Dikutip dari Reuters, Kamis (29/9), dari lapangan Ibu Kota Rusia, Moscow Red Square, sebuah tribun dengan layar video raksasa telah didirikan.
Layar itu bertuliskan “Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson - Russia!'.
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Madvedev, mengatakan Presiden Rusia, Vladimir Putin, bakal segera mengumumkan hasil referendum empat wilayah tersebut dalam beberapa hari ke depan.
“Hasilnya jelas. Selamat datang di rumah, ke Rusia!,” ujar Dmitry Madvedev.
Rusia mengatakan, pemungutan suara bersifat sukarela dan sesuai dengan ketentuan hukum internasional. Hasil referendum empat wilayah tersebut dinyatakan oleh Rusia mayoritas memilih untuk bergabung bersama Rusia.
Sementara itu, penduduk Ukraina yang berhasil melarikan diri ke wilayah yang dikuasai Ukraina menceritakan tentang orang-orang yang dipaksa untuk memberikan suaranya di jalan-jalan oleh petugas di bawah todongan senjata.
"Lelucon di wilayah pendudukan ini bahkan tidak bisa disebut tiruan dari referendum," kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy dalam pidatonya.
Warga Ukraina Banyak yang Kabur saat Referendum
Di kota Zaporizhzhia yang dikuasai Ukraina, warga yang berhasil melarikan diri mengatakan, mereka tidak melihat pemungutan suara yang sebenarnya.
"Lucu. Tidak ada yang memilih, namun hasilnya sudah masuk," ucap Lyubomir Boyko, salah seorang warga Ukraina yang memilih meninggalkan daerahnya dan menolak memberikan suara.
"Mereka bisa mengumumkan apa saja yang mereka inginkan. Tidak ada yang memberikan suara dalam referendum kecuali beberapa orang yang berpihak. Mereka pergi dari rumah ke rumah, tetapi tidak ada yang keluar," tambah Boyko.
Selain Boyko, ada pula Andriy. Ia mengatakan seluruh daerahnya telah dikosongkan. Petugas keamanan Rusia di pos pemeriksaan membiarkan beberapa orang pergi. Banyak penduduk yang memilih pergi dari daerahnya karena takut.
“Tujuh puluh persen orang pergi karena referendum. Tidak ada lampu, tidak ada gas, dan tidak ada pekerjaan, dan tiba-tiba, Anda mendapatkan referendum. Itu omong kosong. Saya tidak mengenal satu orang pun di antara mereka yang saya kenal. tahu siapa yang memilih," pungkas Andriy.
Comments
Post a Comment