Putin soal Sabotase Kebocoran Pipa Gas Nord Stream: Jelas Aksi Terorisme
Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan tanggapan terhadap kebocoran pipa gas Nord Stream milik mereka. Ia meyakini pipa gas itu bocor karena sabotase.
"Ini merupakan sabotase yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Putin dikutip dari Reuters, Jumat (30/9).
"Itu merupakan tindakan terorisme internasional," lanjut dia.
Meski begitu, hingga saat ini belum diketahui siapa dalang yang ada di balik kebocoran pipa gas Nord Stream itu.
Sebelumnya, tiga pipa gas Nord Stream mengalami kebocoran. Kebocoran pertama terjadi pada pipa Nord Stream 2 di zona ekonomi Denmark pada Senin (26/9).
Jaringan itu belum sempat beroperasi secara komersial. Jerman telanjur membatalkan proyek tersebut beberapa hari sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Dua kebocoran lainnya kemudian terjadi pada pipa Nord Stream 1 di zona ekonomi Swedia dan zona ekonomi Denmark. NS 1 merupakan jalur transmisi utama gas alam Rusia menuju Jerman, Polandia, dan negara-negara lainnya di Eropa dari bawah Laut Baltik.
Kejadian bermula ketika Jaringan Seismik Nasional Swedia (SNSN) melaporkan dua ledakan berbeda di sekitar Pulau Bornholm milik Denmark. Kedua ledakan itu setara dengan gempa bumi berkekuatan 1,8 magnitudo dan 2,3 magnitudo.
Rentetan ledakan menciptakan gumpalan gelembung gas pada permukaan Laut Baltik. Saat kecelakaan itu berlangsung, kedua pipa tidak sedang mengirimkan gas ke Eropa. Namun, sebagian gas tampaknya masih tersisa dalam pipa-pipa tersebut.
Menteri Iklim Denmark, Dan Jorgensen, memperkirakan, pipa akan bocor setidaknya selama satu pekan sampai metana yang keluar dari pipa habis terbuang. Situasi itu lantas meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan kerusakan lingkungan akibat metana.
Comments
Post a Comment