Anggota DPR PKS Minta Pemerintah Waspadai Virus Marburg: Belajar dari COVID-19

Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS, Netty Prasetyani. Foto: Dok. Istimewa
Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS, Netty Prasetyani. Foto: Dok. Istimewa

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher menanggapi munculnya virus Marburg. Virus ini sudah menjangkiti lebih dari 200 orang di wilayah Guinea Khatulistiwa.

Netty mengatakan, sistem kesehatan Indonesia masih rentan untuk menghadapi virus-virus yang berpotensi menjadi pandemi. Ia meminta pemerintah menyiapkan langkah antisipasi penyebaran virus Marburg yang telah menelan korban jiwa di Guinea, Afrika Barat.

"Virus ini sangat menular dan mirip dengan Ebola. WHO menyebutkan tingkat kematian akibat virus ini dapat mencapai 88 persen," kata Netty kepada wartawan, Selasa (28/2).

"Orang yang terinfeksi akan mengalami gejala demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, diare hingga muntah darah," lanjut dia.

Politikus PKS ini menuturkan, meski belum ada kasus di Indonesia dan negara-negara sekitar, pemerintah harus tetap waspada dan tidak boleh menganggap enteng virus itu. Kemenkes harus segera melakukan pencegahan dari hulu sampai ke hilir.

Selain itu, Netty meminta pemerintah belajar dari pandemi Covid-19 untuk memperbaiki sistem kesehatan nasional dalam menghadapi kemungkinan terjadinya pandemi.

"Sampai saat ini sistem kesehatan nasional kita masih belum kuat. Kita masih rentan terhadap pandemi, sistem pencegahan pun masih lemah. Tracing dan tracking atas kejadian atau kasus belum maksimal," kata Netty.

Netty menjelaskan, salah satu gerakan dalam aspek pencegahan yang perlu dimasifkan Kemenkes adalah edukasi soal virus Marburg ke masyarakat.

"Apakah Kemenkes sudah memiliki prosedur yang efektif guna mengedukasi masyarakat soal virus ini? Jangan sampai masyarakat panik dan tidak tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi kasus," tambah Netty.

Ilustrasi virus Marburg. Foto: Mauro Rodrigues/Shutterstock
Ilustrasi virus Marburg. Foto: Mauro Rodrigues/Shutterstock

Lebih jauh, anggota DPR dapil Kabupaten/Kota Cirebon-Indramayu ini mengingatkan pemerintah soal akses masuk dari dan menuju Afrika.

"Awasi para pelaku perjalanan yang berasal dari negara-negara di Afrika. Jangan sampai kita kembali terlambat mengantisipasi dan kecolongan yang berujung pada tidak terkendalinya kasus," ujar Netty.

"Apalagi sistem kesehatan kita masih rentan, surveilans kesehatan belum didukung dengan sumber daya dan teknologi yang baik, seperti dalam pintu masuk dari luar negeri," tutup Netty

Dikutip WHO, virus Marburg adalah virus yang berasal dari kelelawar buah (Rousettus aegyptiacus) dan menular melalui cairan tubuh. Virus ini dapat yang menyerang manusia dan primata.

Virus ini tergolong mematikan karena memiliki tingkat mortalitas hingga 50 hingga 88 persen tergantung varian. Virus Marburg berada dalam keluarga virus yang sama denga virus Ebola, yakni Filoviridae family (filovirus).

Belum ada obat untuk virus Marburg. Minum air yang banyak disebut dapat meningkatkan kemungkinan selamat.

Wabah pertama virus Marburg terjadi di Jerman dan sekitarnya pada 1967 silam, menyebabkan tujuh orang meninggal dunia. Kasus bermula dari primata monyet hijau Afrika (Cercopithecus aethiops) diimpor dari Uganda.

Comments

Popular posts from this blog

Kabar Terbaru KRI Nanggala

5 Berita Populer: Aisyah Aqilah Rindu Jeff Smith, Mertua Mona Ratuliu Meninggal

Sapi Limosin Bernama Posh Spice Ini Laku Rp 5,1 M: Termahal se-Dunia