Iran Masih Inginkan Nyawa Trump, Balas Kematian Jenderal Soleimani

Mantan Presiden AS Donald Trump berbicara dalam rapat umum menjelang pemilihan paruh waktu, di Mesa, Arizona, AS, Minggu (9/10/2022). Foto: Brian Snyder/REUTERS
Mantan Presiden AS Donald Trump berbicara dalam rapat umum menjelang pemilihan paruh waktu, di Mesa, Arizona, AS, Minggu (9/10/2022). Foto: Brian Snyder/REUTERS

Seorang jenderal Iran memperingatkan negaranya masih berusaha membunuh mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan menteri luar negerinya Mike Pompeo sebagai balas dendam atas kematian komandan tinggi Qasem Soleimani.

Dikutip dari AFP, Teheran telah berulang kali bersumpah untuk membalas pembunuhan Soleimani, komandan Pasukan Quds, dalam serangan pesawat tak berawak AS di bandara Baghdad pada Januari 2020.

"Kami berharap kami dapat membunuh Trump, Pompeo, (mantan jenderal AS Kenneth) McKenzie dan para komandan militer yang memberi perintah (untuk membunuh Soleimani), kata Jenderal Amirali Hajizadeh, komandan unit kedirgantaraan Garda Revolusi Iran, mengatakan di televisi pada Jumat (24/2).

Trump telah memerintahkan serangan itu sebagai respons atas sejumlah serangan terhadap kepentingan AS di Irak yang menurut pemerintahannya dilakukan oleh Iran.

Beberapa hari kemudian, Iran membalas dengan menembakkan rudal ke pangkalan udara AS di Irak yang menampung pasukan AS. Tidak ada yang tewas, tetapi Washington mengatakan puluhan orang menderita cedera otak traumatis.

Amerika Serikat dan sekutunya telah berulang kali menyatakan keprihatinan tentang program rudal balistik Iran serta perannya dalam destabilisasi di Timur Tengah.

Jenderal Iran Qassem Soleimani. Foto: Office of the Iranian Supreme Leader via AP
Jenderal Iran Qassem Soleimani. Foto: Office of the Iranian Supreme Leader via AP

Dalam sambutannya di televisi, Hajizadeh mengatakan Iran "sekarang mampu menyerang kapal-kapal Amerika pada jarak 2.000 kilometer".

"Kami telah menetapkan batas 2.000 kilometer ini untuk menghormati warga Eropa dan kami berharap warga Eropa menunjukkan diri mereka layak untuk penghormatan ini," kata Hajizadeh.

Pada hari Sabtu, televisi negara Iran menayangkan video tentang "rudal jelajah Paveh dengan jangkauan 1.650 kilometer" yang baru diluncurkan dan dikembangkan oleh Garda Revolusi Iran.

Pada awal 2022 lalu, Presiden Ebrahim Raisi menegaskan, jika Trump tidak diadili, mereka akan membalas dendam.

“Jika Trump dan [eks Menlu AS] Mike Pompeo tidak diadili di pengadilan atas tindak kriminal pembunuhan Jenderal Soleimani, umat Muslim akan membalaskan dendam martir kami,” ucap Raisi dalam pidato peringatan dua tahun kematian Jenderal Soleimani saat itu.

Comments

Popular posts from this blog

Kabar Terbaru KRI Nanggala

5 Berita Populer: Aisyah Aqilah Rindu Jeff Smith, Mertua Mona Ratuliu Meninggal

Sapi Limosin Bernama Posh Spice Ini Laku Rp 5,1 M: Termahal se-Dunia