Beras RI Lebih Mahal dari Thailand hingga China, Ini Penyebabnya
Produksi beras di Indonesia ternyata lebih mahal dibandingkan Thailand, Vietnam, dan China. Padahal, Indonesia merupakan negara agraris. Rupanya, hal itu disebabkan teknologi Indonesia yang masih tertinggal.
"Vietnam, Thailand harga beras setengahnya Indonesia. Karena produktivitas tinggi, rendemen bagus, industrinya bagus," kata Rice Business Head Wilmar Padi Indonesia, Saronto, dalam media gathering di Jakarta, Selasa (28/3).
Di tiga negara tersebut, kata Saronto, produktivitas per satu lahan hektare sawah bisa menghasilkan padi yang lebih banyak dari Indonesia. Itu menjadi salah satu faktor harga beras di Indonesia lebih mahal.
"Di samping pabrik mereka lebih efisien. Harganya saat ini bisa sampai 30 persen perbedaannya, daripada harga kita," lanjutnya.
Saronto mencontohkan teknologi hilirisasi yang sudah maju di China. Di sana, semua olahan dari padi bahkan bisa dimanfaatkan memberikan nilai tambah.
"Misal pecahannya jadi tepung beras. Ada nilai tambah. Kulit padi diambil untuk diekstrak menjadi minyak, rice bran oil yang harganya dua kali lipat minyak sawit. Sekam dijadikan bahan bakar pengganti coal, karena dia punya calori value sangat tinggi," ujarnya.
Di Indonesia sendiri, harga beras memang menjadi langganan penyumbang inflasi. BPS mencatat, penyumbang inflasi utama pada bulan Februari 2023 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,48 persen. Komoditas utama penyumbang inflasi bahan makanan berasal dari beras rokok kretek filter, bawang merah, cabai merah, rokok putih.
Fakta tersebut menjadi perhatian Presiden Jokowi. Jokowi bilang, kenaikan harga komoditas pangan harus diperhatikan karena inflasi tinggi.
"Kenaikan harga-harga barang dan jasa saya lihat betul-betul harus diwaspadai pertama urusan beras. Kedua berkaitan dengan minyak, minyak goreng dilihat betul," kata Jokowi.
Comments
Post a Comment