Serangan Udara Terjadi di Sudan di Tengah Upaya Perpanjangan Gencatan Senjata

Asap mengepul di Omdurman, dekat Jembatan Halfaya, saat bentrokan antara Pasukan Dukungan Cepat Paramiliter dan tentara terlihat dari Khartoum Utara, Sudan, Sabtu (15/4/2023). Foto: Mohamed Nureldin Abdallah/REUTERS
Asap mengepul di Omdurman, dekat Jembatan Halfaya, saat bentrokan antara Pasukan Dukungan Cepat Paramiliter dan tentara terlihat dari Khartoum Utara, Sudan, Sabtu (15/4/2023). Foto: Mohamed Nureldin Abdallah/REUTERS

Tentara Sudan yang dipimpin Jenderal Abdel Fattah al-Burhan menggempur Rapid Support Force (RSF) yang diketuai Mohamed Hamdan Dagalo dengan serangan udara di Khartoum, Kamis (27/4). Serangan terjadi di tengah upaya memperpanjang gencatan senjata.

Ada banyak upaya gencatan senjata sejak perang saudara tersebut pecah pada 15 April lalu. Namun, semua telah gagal.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington "sangat aktif bekerja untuk memperpanjang gencatan senjata" antara para jenderal yang bertikai.

"Kami memiliki gencatan senjata 72 jam, yang seperti kebanyakan gencatan senjata tidak sempurna tetapi tetap mengurangi kekerasan. Dan itu jelas menciptakan kondisi yang lebih baik bagi orang-orang di Sudan," kata dia kepada wartawan dikutip dari AFP.

Gencatan senjata selama 3 hari diberlakukan di Sudan sejak Selasa (25/4) dan akan berakhir pada Kamis tengah malam.

Pemimpin militer Sudan, Burhan mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan proposal oleh blok IGAD Afrika Timur untuk gencatan senjata tiga hari lagi. Namun pihak RSF belum memberikan respons secara utuh atas proposal tersebut.

Pesawat sipil di Bandara Internasional Khartoum, Sudan, terbakar buntut baku tembak pada Sabtu (15/4/2023). Foto: Dok. Istimewa
Pesawat sipil di Bandara Internasional Khartoum, Sudan, terbakar buntut baku tembak pada Sabtu (15/4/2023). Foto: Dok. Istimewa

Pada Kamis kemarin, pesawat-pesawat tempur berpatroli di pinggiran utara ibu kota saat para pejuang di darat saling baku tembak artileri dan senapan mesin berat, kata saksi mata.

"Saya mendengar tembakan hebat di luar rumah saya," kata seorang warga Khartoum.

Sedikitnya 512 orang tewas dan 4.193 terluka sepanjang pertempuran saudara tersebut, menurut angka kementerian kesehatan, meskipun jumlah korban sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.

Pertempuran juga berkobar di provinsi-provinsi, khususnya di wilayah barat Darfur.

Saksi mata mengatakan bentrokan berkecamuk untuk hari kedua di ibu kota Darfur Barat, El Geneina, dengan petugas medis pro-demokrasi melaporkan seorang dokter ditembak mati.

Comments

Popular posts from this blog

Kabar Terbaru KRI Nanggala

5 Berita Populer: Aisyah Aqilah Rindu Jeff Smith, Mertua Mona Ratuliu Meninggal

Sapi Limosin Bernama Posh Spice Ini Laku Rp 5,1 M: Termahal se-Dunia