Kisah Pengurus Muhammadiyah Jadi Satu-satunya Penumpang Wings Air: Serasa Carter
Punya pengalaman naik pesawat komersil bagi sebagian orang mungkin adalah hal biasa. Tapi jika menjadi satu-satunya penumpang bak menyewa pesawat sendiri, mungkin hanya sedikit yang pernah mengalami. Dan salah satunya adalah pengurus PP Muhammadiyah, Izzul Muslimin.
Kepada kumparan, Izzul membagikan pengalaman uniknya ini. Kisah ini berawal saat ia mendapatkan tugas mewakili PP Muhammadiyah untuk menutup Muktamar Hizbul Wathan di Universitas Muhammadiyah Malang.
Saat itu hendak kembali ke Yogyakarta, Izzul sebenarnya sudah berniat membatalkan tiket pesawatnya karena waktunya terlalu mepet. Penutupan acara selesai jam 11.00 WIB, sementara pesawat yang ia beli tiketnya terbang jam 13.50 WIB.
"Tapi alhamdulillah masih bisa ngejar sampai bandara [Juanda Surabaya]. Sampai bandara sebelum jam 13.00 WIB," kata Izzul.
Setelah menunggu, rupanya malah ada pengumuman jika pesawat Wings Air rute Surabaya-Yogyakarta delay tiga jam dan baru akan terbang pukul 17.00 WIB. Akibatnya beberapa penumpang memutuskan membatalkan penerbangan. Tetapi Izzul tetap bertahan.
"Ternyata setelah menunggu tiga jam, hanya saya satu-satunya penumpang yang naik pesawat," lanjut Izzul sambil membubuhkan emoji tertawa.
Menurut Izzul, pesawat jenis ATR-72 yang ia tumpangi sebelumnya sempat terbang dari Sampit ke Surabaya, sebelum terbang dari Surabaya ke Yogyakarta, lalu Yogyakarta-Bandung. Namun hanya rute Surabaya-Yogyakarta saja yang kosong.
"Saya duduk di nomor 17, di belakang saya masih ada sekitar tiga [baris] kursi lagi. Penerbangan Surabaya-Yogyakarta ditempuh 50 menit," jelasnya.
"Lucu sih. Saya serasa mencarter pesawat pribadi," tutup mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) ini.
Comments
Post a Comment