Cerita Tukang Nasgor Pelangi hingga ala Korea: Berani Beda dari yang Lain
Siapa di sini yang tahunya cuma nasi goreng kalau enggak pakai campuran ayam, bakso, atau sosis? Kalau iya, ternyata kamu belum sah disebut sebagai nasgor lovers. Soalnya masih banyak varian nasi goreng yang bisa kamu jumpai dari Sabang hingga Merauke atau bahkan ala-ala luar negeri, gitu.
Hal itu pula yang kumparan temukan saat berburu ke acara Pesta Nasgor di BXC Park, Bintaro Jaya Xchange Mall pada Sabtu (30/9). Dimeriahkan dengan beragam acara menarik, para pengunjung juga disuguhkan dengan beragam varian nasi goreng dari 10 tenant penjual nasi goreng terfavorit di Jakarta dan sekitarnya.
Mulai dari nasi goreng yang bentuknya kayak pelangi sampai nasi goreng ala oppa-oppa dari Korea, semua bisa dijumpai di acara Pesta Nasgor kumparan "Nikmati Kelezatan dalam Kebersamaan" ini.
Selain mencicipi beberapa nasi goreng yang ada, kumparan juga sempat berbincang-bincang dengan salah satu owner atau pemilik nasi goreng yang membuka tenant-nya pada event tersebut. Ialah Pak Mujiyanto, owner nasi goreng pelangi Thole Kitchen bercerita awal mulanya ia membuka usaha nasi goreng pelangi.
Pria yang akrab disapa Pak Thole tersebut mengatakan bahwa membuat nasi goreng baginya adalah hal yang tak sulit. Itu karena sebelumnya ia pernah bekerja di sebuah restoran dengan membuat makanan serupa.
"Dulu sempat belajar di sebuah restoran di situ kita belajar nasi goreng warna. Setelah resign itu kita akhirnya buat nasi goreng warna. Itu dimulai sejak 2012, ya," kata dia.
Yang membedakan nasi goreng miliknya dengan yang lain tentu saja adalah warna-warnanya yang diberikan. Adapun nasi goreng yang ia buat memiliki beberapa warna seperti warna hitam, hijau, hingga merah.
"Kalau warna hitam itu dari cumi sotong, merah itu dari bit root (buah bit) dan hijau dari sawi hijau," ujarnya.
Pembeli pun dipersilakan untuk memilih warna yang ia suka, apakah satu warna, dua warna, atau tiga warna lengkap. Enggak hanya sebatas warna, mereka juga bisa memilih nasi goreng yang ingin dibuat, seperti nasi goreng gila, nasi goreng mawut, dan sebagainya.
"Misalnya orang minta dua warna, misalnya hitam merah, hitam hijau, dua warna, terserah. Bisa tiga warna, atau hitam aja, hijau aja. Misalnya dia mau nasi goreng mawut pakai mi. Mi-nya hitam itu bisa juga," papar dia.
Meski terbilang memiliki warna yang unik dan cerah, Pak Thole menjelaskan bahwa bukan berarti nasi goreng miliknya langsung bisa diterima oleh banyak pembelinya. Ketika pertama kali membuka usaha miliknya itu, ia mengaku banyak yang meragukan nasi gorengnya dibuat dengan pewarna makanan. Namun ia menegaskan bahwa nasi goreng yang ia buat menggunakan pewarna alami.
"Yang hitam dari cumi sotong, itu alami semua. Hijau dari sawi hijau dan merah dari buah bit. Kalau pewarna alami ketika ditaruh di piring itu enggak berbekas sedangkan kalau pakai pewarna itu enggak berubah. Kalau punya saya (misalnya nasinya) dingin itu berubah karena meresap ke nasi bumbunya," lanjut dia.
Keunikan lainnya kalau nasi goreng biasa menggunakan bawang goreng, nasi goreng miliknya menggunakan teri medan. Adapun untuk beberapa menu andalannya adalah nasi goreng warna-warni, nasi goreng hitam gila, nasi goreng gila hingga nasi goreng ayam.
Cerita Penjaja Nasgor Korea
Berbeda dengan Mujiyanto, nasi goreng Resto Mini Korean Food justru memiliki menu atau nasi goreng yang lebih ke Korea-Korea-an. Ini karena beragam menu yang tersedia semuanya diadaptasi dari Negeri Gingseng.
Menu-menu yang bisa kamu temui seperti kimchi bokkeumbap, kimchi bokkeumbap cheese hingga menu Korea lainnya. Pemiliknya yang bernama Pak Sukeri mengatakan bahwa ide penciptaan nasi goreng Korea sendiri hadir dari sang istri yang menyukai kuliner khas Korea.
"Sebenarnya ini istri, dia yang rajin utak-utik untuk masakan, ngulik-ngulik dan banyak lihat dan dibikin dari segi tren, ya, nasi goreng lokal sudah banyak kan dan nasi goreng yang asing-asin itu masih jarang ingin memperkenalkan. Taste-nya enggak jauh beda ya ada gurih, pedas, gitu," kata dia.
Adapun yang membedakan nasi goreng miliknya dengan nasi goreng lain pada umumnya terletak pada saus yang digunakan.
"Ada mother sauce yang kebanyakan pakai saus tersebut. Rata-rata kalau Korea pakai saus chojujang. Itu pun kita produksi sendiri, enggak real taste Korean tapi kita sesuaikan dengan lidah kita," ujarnya.
Untuk menu khususnya nasi goreng ini sendiri, Sukeri menjelaskan bahwa ada empat jenis nasi goreng yang bisa dinikmati. Enggak hanya Korea saja, ia juga memiliki nasi goreng jahan hingga Chinese yang menawarkan rasa berbeda-beda.
"Kita ada topping sosis, telur, cheese, pakai seafood juga ada. Jadi ada beberapa varian topping sekitar empat hingga lima varian kita bisa pilih," tutur dia.
Adapun untuk varian menu lainya, kamu juga bisa menikmati dosirak (nasi dengan ayam bulgogi), menu mie seperti ramyeon, jajjangmyon, samyang hingga chicken katsu.
Mana nasi goreng yang pernah kamu coba?
Comments
Post a Comment