Polisi Periksa 3 Saksi soal Kasus Oknum Timses Bupati Cianjur Aniaya Mahasiswa
Polisi masih menyelidiki kasus penganiayaan yang diduga dilakukan Jamaluddin Junaidi Ghani, oknum anggota tim sukses (timses) Bupati Cianjur Herman Suherman terhadap Alief Irfan, mahasiswa Ketua Jaringan Intelektual Muda Cianjur.
Kasat Reskrim Polres Cianjur Iptu Tono Listianto mengatakan, sejauh ini mereka telah memeriksa 3 saksi dalam kasus penganiayaan itu. Selain itu, mereka juga telah melakukan olah TKP.
"Selain melakukan olah TKP, polisi juga telah memeriksa sebanyak tiga orang saksi dalam dugaan kasus penganiayaan ini," kata Tono, kepada wartawan, Sabtu (30/9).
Belum dijelaskan siapa saja saksi yang telah diperiksa.
Tono mengungkapkan, polisi juga akan segera memanggil dan memintai keterangan dari terduga pelaku. Namun dia belum memastikan kapan terduga pelaku akan dipanggil.
"Pastinya kita juga akan segera memanggil terduga pelaku atau terlapor untuk dimintai keterangannya soal dugaan tindakan kekerasan tersebut," jelasnya.
Latar Belakang Kasus
Aksi penganiayaan itu terjadi di tempat warung kopi di Jalan Kh Abdullah Bin Nuh, Kabupaten Cianjur.
Kejadian tersebut berawal ketika Alief Irfan dengan sejumlah rekan-rekannya hendak melakukan klarifikasi dugaan korupsi dalam pembiayaan umrah bagi anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cianjur dan tim sukses Bupati Cianjur, Herman Suherman, serta beberapa pejabat.
Alief mengatakan, tindakan kekerasan yang dialaminya tersebut berawal bermula ketika ia dihubungi Aspri Bupati Cianjur menghubunginya untuk berbicara terkait umrah bersama.
"Aspri Bupati Cianjur ini, kemudian mengajak bertemu di tempat Ngopi di Jalan Kh Abdulah Bin Nuh. Karena rencananya akan lakukan aksi unjuk rasa mempertanyakan sumber dana umrah ini dari mana," katanya.
Klarifikasi Jamaluddin
Jamaluddin membantah adanya aksi pemukulan terhadap korban. Dia mengeklaim hanya menampar korban.
"Tidak ada pemukulan, tapi hanya menampar korban. Itu pun sebagai bentuk peringatan agar korban dapat bersikap lebih sopan terhadap orang yang lebih tua. Karena, saat itu, korban ini sempat menggebrak meja," ujar Jamaluddin.
Jamaluddin juga memastikan sumber dana untuk pemberangkatan umrah Anggota MUI dan tim sukses bukan dari APBD Kabupaten Cianjur.
"Seharusnya mereka melakukan kajian mendalam jika memang akan menyikapi suatu masalah atau persoalan. Jangan karena bersumber dari media sosial mereka langsung menuduh atau menduga adanya tindak korupsi," katanya.
Jamaluddin menambahkan, pihaknya akan melaporkan balik korban terkait dengan adanya informasi bohong atau hoaks.
Comments
Post a Comment