Gatot soal Rencana Pertemuan JK-Megawati: Berjuang Bersama Selamatkan Negeri
Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo menyambut baik terkait rencana pertemuan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla dan Presiden ke-5 sekaligus Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Ya itu kan suatu hal yang bagus komunikasi politik, ya. Karena kita semuanya tahu kita berharap dengan Ibu Mega," kata Gatot kepada wartawan usai gelar diskusi publik dengan tema Rakyat Indonesia Menggugat di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/2).
Gatot menuturkan, Megawati berjuang keras demi membangun PDI Perjuangan dan mengangkat Jokowi hingga jadi Presiden. Namun kini ia dikhianati.
"Di mana Ibu Mega ini tertatih-tatih mengambil partai, bertempur di partai, kemudian membesarkan partainya, oposisi yang begitu lama kan begitu," ucap Gatot.
"Kemudian sekarang tersakiti, hati seorang Ibu pasti akan muncul, akan membela kebenaran yang hakiki," sambungnya.
Ia pun menilai sosok JK adalah sosok yang berpengalaman sebab dua kali menjadi wakil presiden.
"Mungkin mudah-mudahan komunikasi dengan Pak JK juga sama. Pak JK pernah jadi wakil presiden, 2 kali kan. Penuh pengalaman," tuturnya.
Optimis JK dan Megawati Jaga Demokrasi
Menurut Gatot, JK dan Megawati akan berupaya menjaga demokrasi yang berjalan. Ia juga yakin bahwa tak ada kepentingan keluarga dalam hak angket yang sedang diusung PDIP, PKB, PKS, dan NasDem.
"Tentunya apa yang diukir oleh mereka berdua ini gak mau dirusak. Hanya untuk kepentingan keluarga saja. Komunikasi politik itu perlu untuk mematangkan perjalanan negeri ini lebih negeri ini lebih lanjut," ungkapnya.
"Ya yang diharapkan berjuang bersama-sama untuk menyelamatkan negeri ini. Melalui jalan yang terakhir di negeri ini, salah satunya ya hak angket tadi," pungkasnya.
Sebelumnya, capres 01 Anies Baswedan juga menanggapi isu pertemuan antara Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Desas-desus pertemuan ini semakin menguat usai pencoblosan pada 14 Februari. Sebab JK dan PDIP sama-sama menyoroti dugaan kecurangan Pemilu 2024.
"Nanti kita tunggu," kata Anies kepada wartawan di Wisma Nusantara, Jumat (23/2).
Comments
Post a Comment