Ketua MUI Dorong Pertemuan Darurat Negara OKI usai Haniyeh Wafat

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim (dua kanan) didampingi Wakil Ketua Baznas RI Mokhamad Mahdun (empat kiri),memberikan keterangan pers usai penyambutan delegasi. Foto: Bayu Pratama S/Antara Foto
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim (dua kanan) didampingi Wakil Ketua Baznas RI Mokhamad Mahdun (empat kiri),memberikan keterangan pers usai penyambutan delegasi. Foto: Bayu Pratama S/Antara Foto

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, mendorong negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menggelar pertemuan usai wafatnya pimpinan Hamas Ismail Haniyeh.

"Negara-negara OKI perlu melakukan pertemuan darurat paska-pembunuhan Ismail Haniyeh menetapkan langkah-langkah militer yang lebih terukur agar secara efektif bisa menghentikan pembunuhan dan pemusnahan yang dilakukan Israel," kata Sudarnoto dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (31/7).

Menurutnya, apa yang terjadi di Palestina saat ini bukanlah masalah Hamas dan Israel, tetapi sudah menjadi problem global. Sebab, Israel disebutnya telah melakukan pelanggaran hukum internasional.

"Karena itu, semua elemen Masyarakat dunia dan juga negara-negara yang saat ini secara de facto telah memberikan dukungan bagi kedaulatan Palestina harus terus mendesak untuk kehancuran Israel," kata dia.

"Karena itu, menurut pandangan saya dengan memperhatikan Israel yang tidak akan pernah mendengar siapa pun antara lain untuk permanent ceasefire dan bahkan akan menghancurkan sama sekali Palestina, maka pendekatan militer sudah seharusnya dipertimbangkan. Jangan biarkan pembunuhan sistemik Israel terhadap siapa pun dilakukan," sambungnya.

Menurut Sudarnoto, semua negara yang secara de facto memberikan dukungan terhadap kedaulatan Palestina, penting untuk melakukan langkah-langkah memberikan dukungan untuk pendekatan militer ini.

Terkait dengan kematian Ismail Haniyeh, Sudarnoto mengapresiasi pemerintahan Iran yang melakukan penyelidikan atas pembunuhan pemimpin Hamas tersebut.

"Semoga pemerintah Iran juga melakukan langkah-langkah yang lebih efektif untuk menghentikan tindakan membabi buta Israel yang telah menyulut eskalasi pertentangan," ucapnya.

Ismail Haniyeh Tokoh Palestina

Ismail Haniyeh. Foto: Vahid Salemi/AP Photo
Ismail Haniyeh. Foto: Vahid Salemi/AP Photo

Sudarnoto berduka atas wafatnya Ismail Haniyeh. Dia berdoa syuhada ditempatkan di sisi Allah SWT.

Menurutnya, sosok Ismail Haniyeh bukan lagi seorang tokoh atau pemimpin Hamas, tetapi bagi warga dan bangsa Palestina secara keseluruhan.

"Tidak berlebihan untuk saya sampaikan dia adalah pejuang dan pembela kemanusiaan, kedaulatan yang telah berhasil membuka tabir dan membongkar kebusukan dan kejahatan Israel yang telah melakukan okupasi besar-besaran dan genosida yang paling bengis dan mengerikan di Palestina," kata dia.

Melalui kepemimpinan Ismail Haniyeh di Hamas, perjuangan melawan Israel telah mendorong munculnya gelombang aliansi global di kalangan negara-negara dunia dan masyarakat secara lebih masif membela Palestina sejak Oktober 2023 hingga hari ini.

"Perjuangan gigihnya, bersama dengan tokoh dan pejuang Hamas lainnya dan kekuatan perlawanan terhadap Israel, juga telah berhasil menggerakkan kekuatan global untuk membawa kejahatan Israel ke ICJ yang hingga hari ini hasilnya terus digerakkan hingga PBB memberikan keputusan akhir yang secara efektif menetapkan Israel bersalah karena terbukti melakukan okupasi dan genosida," ucapnya.

"Selain dari pada itu, berbagai upaya menyeret Netanyahu dan siapa saja yang terbukti melakukan genosida diproses melalui ICC," ucapnya.

Terakhir, Sudarnoto mengajak warga muslim untuk melaksanakan salat gaib dan berdoa untuk kejayaan dan kemerdekaan Palestina.

Comments

Popular posts from this blog

Buah yang Bagus untuk MPASI Bayi 6 Bulan

5 Berita Populer: Aisyah Aqilah Rindu Jeff Smith, Mertua Mona Ratuliu Meninggal

Kabar Terbaru KRI Nanggala