Warga Pantai Sanglen Datangi Keraton Yogyakarta, Pertanyakan Penutupan Akses

Sejumlah warga Pantai Sanglen, Kabupaten Gunungkidul, mendatangi Kraton Yogyakarta, mempertanyakan masih ditutupnya akses Pantai Sanglen oleh Kraton Yogyakarta, Kamis (21/11/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sejumlah warga Pantai Sanglen, Kabupaten Gunungkidul, mendatangi Kraton Yogyakarta, mempertanyakan masih ditutupnya akses Pantai Sanglen oleh Kraton Yogyakarta, Kamis (21/11/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Sejumlah warga Pantai Sanglen, Kabupaten Gunungkidul, mendatangi Kraton Yogyakarta, Kamis (21/11). Kedatangan mereka untuk mempertanyakan penutupan akses Pantai Sanglen.

Kedatangan mereka diterima Panitikismo Keraton Ngayogyakarta secara tertutup di Kantor Panitikismo. Usai pertemuan tersebut Tim Advokasi Walhi Yogyakarta, Rizki Abiyoga, mengatakan akses awalnya ditutup 2022 silam karena adanya rencana pembaunan wisata baru. Namun, pembangunan wisata itu tak berlanjut sehingga warga ingin pantai itu kembali mereka kelola seperti selama ini.

"2024 warga diminta pergi lagi dari situ dengan alasan akan dibangun (wisata) baru," kata Rizki ditemui di lokasi.

Sejumlah warga Pantai Sanglen, Kabupaten Gunungkidul, mendatangi Kraton Yogyakarta, mempertanyakan masih ditutupnya akses Pantai Sanglen oleh Kraton Yogyakarta, Kamis (21/11/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sejumlah warga Pantai Sanglen, Kabupaten Gunungkidul, mendatangi Kraton Yogyakarta, mempertanyakan masih ditutupnya akses Pantai Sanglen oleh Kraton Yogyakarta, Kamis (21/11/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Rizki menjelaskan di sana warga ada yang mencari rumput laut hingga bertani sejak tahun 1950-an.

"Kemudian warga dagang mulai 2016. Lalu 2022 ditutup, kemudian tahun 2024 ditutup lagi. Kalau 2024 itu awal tahun setelah lebaran," bebernya.

Dia menjelaskan penutupan pantai ini memberatkan warga sekitar. Sehingga para warga merasa perlu datang ke kraton hari ini.

"Ternyata ada perjanjian antara desa, investor dan kasultanan itu, yang akan membuat satu bentuk pariwisata dengan investor," bebernya.

Rizki menjelaskan, saat audiensi tadi, pihak Panitikismo menyebut sudah ada kesepakatan dari ketiga pihak ini.

Sementara itu, Perwakilan Paguyuban Wisata Sanglen, Andra, menjelaskan warga berharap ketika ada pembangunan, warga sekitar juga dilibatkan dan diajak berdiskusi.

"Pertanyaan kenapa masih ditutup dan sebagainya tapi memang baru proses untuk perizinan atau apa (kata saat audiensi)," kata Andra.

Ahmad Setiawan warga Sanglen lain mengatakan warga banyak yang menggantungkan hidupnya di sana selain berdagang juga membuka camping ground.

"Kondisi di Pantai Sanglen perputaran ekonomi masyarakat banyak didapatkan dari hasil perdagangan dan camping ground," kata Ahmad.

Penjelasan Panitikismo

Sementara itu, Penghageng 1 Kawedanan Panitikismo KRT Surya Satriyanto memberikan pernyataan melalui pesan singkat ke awak media. Dia membenarkan audiensi berlangsung tertutup.

"Kami sudah sampaikan menanggapi surat permohonan audiensi dari "paguyuban" (warga) bahwa dibatasi untuk tamu hanya 6 orang saja," kata Surya.

Terkait penjelasan dari audiensi tersebut, pihaknya mengaku akan membuatkan rilis.

Comments

Popular posts from this blog

Buah yang Bagus untuk MPASI Bayi 6 Bulan

5 Berita Populer: Aisyah Aqilah Rindu Jeff Smith, Mertua Mona Ratuliu Meninggal

Kabar Terbaru KRI Nanggala