Presiden Ghana: Vaksinasi Corona Tak Akan Mengubah DNA dan Musnahkan Ras Afrika

Ilustrasi masyarakat Ghana. Foto: Shutter Stock

Ghana memulai program vaksinasi corona massal pada Selasa (2/3). Namun di tengah kampanye vaksinasi, beredar teori konspirasi yang membuat masyarakat skeptis, karena vaksin akan mengubah DNA hingga memusnahkan ras Afrika.

Presiden Ghana Nana Akufo-Addo menegaskan hal tersebut tak benar dan mendesak masyarakat untuk mengabaikan teori konspirasi seputar vaksin corona.

"Teman-teman Ghana, saya tahu masih ada beberapa yang terus menyatakan keraguan tentang vaksin itu, yang lain telah menyatakan keraguan tentang kemanjurannya, dengan beberapa pihak yang berpihak pada teori konspirasi yang percaya bahwa vaksin itu telah dibuat untuk memusnahkan ras Afrika. Ini adalah alasan jauh dari kebenaran, "kata Akufo-Addo dalam pidato nasional pada Minggu (28/2) malam, dikutip dari Reuters.

"Mengambil vaksin tidak akan mengubah DNA Anda, itu tidak akan menanamkan alat pelacak di tubuh Anda, juga tidak akan menyebabkan infertilitas pada wanita atau pria," tegasnya.

Presiden Ghana, Nana Akufo-Addo. Foto: Mike Hutchings/Reuters

Ghana adalah negara pertama yang menerima vaksin sebagai bagian dari skema COVAX yang didukung PBB untuk menyediakan vaksin bagi negara-negara miskin dalam melawan pandemi corona. Negara di Afrika barat ini akan telah menerima 600 ribu dosis vaksin AstraZeneca.

Demi meyakinkan masyarakat, Akufo-Addo, ibu negara, bersama wakil presiden akan menjadi pihak pertama yang disuntuk di depan umum pada Senin (1/3).

Dia mengatakan, para pemimpin senior politik, agama, yudikatif, dan legislatif juga akan divaksinasi di depan umum pada Selasa.

Ghana telah mencatat 84.023 kasus infeksi corona dan 607 kematian, dengan hampir 200 kematian terjadi dalam sebulan terakhir.