Wall Street Perkasa, Didorong Kenaikan Saham Microsoft

Wall Street Perkasa, Didorong Kenaikan Saham Microsoft
Logo Microsoft Foto: Foto: Lucy Nicholson/Reuters

Indeks utama Wall Street menepis penurunan pada sesi awal dan menutup perdagangan hari terakhir bulan Oktober dengan kenaikan moderat karena penguatan saham Microsoft, Jumat (29/10). Kondisi ini mengimbangi penurunan saham Amazon dan Apple setelah peritel online dan produsen Apple tersebut melaporkan pendapatan kuartalan yang kurang baik.

Dikutip dari Reuters, Senin (1/11), S&P 500 (.SPX) naik 8,48 poin, atau 0,18 persen menjadi berakhir pada 4.604,90 poin, sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 48,66, poin, atau 0,32 persen menjadi 15.496,78. Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 88,36 poin, atau 0,25 persen menjadi 35.818,84.

Pada perdagangan Jumat kemarin, saham Microsoft menyentuh rekor tertinggi dan kapitalisasi pasar tercatat sebesar USD 2,5 triliun. Nilai ini melampaui kapitalisasi pasar Apple Inc (AAPL.O) yang tercatat sekitar USD 2,46 triliun.

Saham Apple melemah setelah perseroan memperingatkan bahwa langkanya rantai pasokan akan berdampak lebih buruk pada penjualan di kuartal IV alias musim liburan nanti. Sementara itu saham Amazon.com Inc (AMZN.O) juga melemah setelah peritel online tersebut memperkirakan penjualan kuartal IV yang juga suram di tengah kekurangan tenaga kerja.

Adapun indeks S&P 500 telah melemah hingga 0,65 persen dibanding hari sebelumnya. Sementara itu indeks acuan naik untuk minggu keempat berturut-turut, kenaikan mingguan terpanjang sejak April.

Sebelumnya, saham Apple telah naik sekitar 2,5 persen sementara Amazon naik 1,6 persen di sesi Kamis. Capaian ini membantu S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor penutupan tertinggi lagi.

Hingga pekan lalu, sebanyak 279 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan hasil kuartalan mereka. Dari jumlah tersebut sebanyak 82,1 persen telah melampaui ekspektasi pendapatan,

Strategi perusahaan dalam mengatasi kekurangan tenaga kerja, meningkatnya tekanan harga dan hambatan dalam rantai pasokan, serta musim pendapatan yang solid telah membantu investor mengabaikan isu soal Federal Reserve yang siap untuk mulai memangkas pembelian obligasi besar-besaran segera. Pengumuman kebijakan berikutnya oleh bank sentral adalah pada 3 November mendatang.

Di sisi lain, data menunjukkan belanja konsumen AS meningkat kuat pada September, sementara tekanan inflasi meluas. Sementara itu, saham AbbVie Inc (ABBV.N) tercatat naik karena produsen obat tersebut menaikkan perkiraan laba yang disesuaikan tahun 2021. Penyesuaian ini dilakukan untuk ketiga kalinya sepanjang tahun m.

Saham Starbucks Corp (SBUX.O) juga jatuh setelah perseroan mengatakan mereka memperkirakan margin operasi tahun fiskal 2022 berada di bawah target jangka panjangnya karena inflasi dan investasi.

Comments

Popular posts from this blog

Buah yang Bagus untuk MPASI Bayi 6 Bulan

5 Berita Populer: Aisyah Aqilah Rindu Jeff Smith, Mertua Mona Ratuliu Meninggal

Kabar Terbaru KRI Nanggala